a service by www.wantok.biz

Find your Domain:

Login

Email Address:
Password:

or Register?

Click here to register with us

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Search This Blog

Monday, July 29, 2019

Saturday, July 27, 2019

Pangdam Siliwangi Lepas Satgas Yonif Raider ke Perbatasan RI-PNG



JAKARTA - Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono melepas keberangkatan Personel Yonif Raider 300/BJW yang akan melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan RI-PNG di Papua.

Hal tersebut disampaikan Kapendam III/ Siliwangi Kolonel Inf FX Sri Wellyanto Kasih dalam keterangannya di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (27/7/2019).

Dikatakan Kapendam, Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW yang dipimpin Dansatgas Mayor Inf Ary Sutrisno, akan melaksanakan tugas pengamanan perbatasan selama lebih kurang sembilan bulan menggantikan Satgas Pamtas terdahulu Yonif 126 dari Kodam I/Bukit Barisan yang telah selesai melaksanakan tugas Pamtas.

"Pangdam mengatakan, keberangkatan Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW ke perbatasan RI -PNG di antaranya untuk menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di perbatasan dari segala bentuk ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar negeri karena wilayah perbatasan merupakan beranda depan NKRI," ujar lulusan Akmil 1996 yang akrab disapa Welly ini.

Mengutip penekanan Pangdam, Welly menyampaikan bahwa setiap komandan dalam Satgas ini memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar, oleh karena itu harus dapat memimpin dan membawa anggotanya dengan baik agar pada pelaksanaannya dapat memimpin dan melaksanakan tugas dengan baik pula.

"Agar dapat memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW agar memahami tugas dan yakinkan tugas yang diberikan dapat dimengerti dengan jelas, " tutur Welly mempertegas penyampaian Pangdam.

Usai dilepas, imbuh Welly, seluruh personel Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW diberikan waktu untuk bertemu dengan keluarga masing-masing sebelum memasuki kapal untuk persiapan melaksanakan perjalan tugas ke Papua.

Dengan menggunakan Kapal KRI Banda Aceh dari Pelabuhan Kolinlamil, Tanjung Priok, diperkirakan menempuh waktu perjalanan laut selama dua minggu. "Selanjutnya setelah tiba di Papua, personel Yonif Raider 300/BJW akan melaksanakan serah terima tugas dan tanggung jawab pengamanan perbatasan di Sektor Utara," ujar Welly.
(maf)

Source: https://nasional.sindonews.com/

Pangdam Siliwangi Lepas Satgas Yonif Raider ke Perbatasan RI-PNG



JAKARTA - Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono melepas keberangkatan Personel Yonif Raider 300/BJW yang akan melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan RI-PNG di Papua.

Hal tersebut disampaikan Kapendam III/ Siliwangi Kolonel Inf FX Sri Wellyanto Kasih dalam keterangannya di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (27/7/2019).

Dikatakan Kapendam, Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW yang dipimpin Dansatgas Mayor Inf Ary Sutrisno, akan melaksanakan tugas pengamanan perbatasan selama lebih kurang sembilan bulan menggantikan Satgas Pamtas terdahulu Yonif 126 dari Kodam I/Bukit Barisan yang telah selesai melaksanakan tugas Pamtas.

"Pangdam mengatakan, keberangkatan Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW ke perbatasan RI -PNG di antaranya untuk menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di perbatasan dari segala bentuk ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar negeri karena wilayah perbatasan merupakan beranda depan NKRI," ujar lulusan Akmil 1996 yang akrab disapa Welly ini.

Mengutip penekanan Pangdam, Welly menyampaikan bahwa setiap komandan dalam Satgas ini memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar, oleh karena itu harus dapat memimpin dan membawa anggotanya dengan baik agar pada pelaksanaannya dapat memimpin dan melaksanakan tugas dengan baik pula.

"Agar dapat memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW agar memahami tugas dan yakinkan tugas yang diberikan dapat dimengerti dengan jelas, " tutur Welly mempertegas penyampaian Pangdam.

Usai dilepas, imbuh Welly, seluruh personel Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW diberikan waktu untuk bertemu dengan keluarga masing-masing sebelum memasuki kapal untuk persiapan melaksanakan perjalan tugas ke Papua.

Dengan menggunakan Kapal KRI Banda Aceh dari Pelabuhan Kolinlamil, Tanjung Priok, diperkirakan menempuh waktu perjalanan laut selama dua minggu. "Selanjutnya setelah tiba di Papua, personel Yonif Raider 300/BJW akan melaksanakan serah terima tugas dan tanggung jawab pengamanan perbatasan di Sektor Utara," ujar Welly.
(maf)

Source: https://nasional.sindonews.com/

Sunday, July 21, 2019

UN Resolution 448 (V) – 3 November 1948: Development of Government in Non-Self Government Territories

947th plenary meeting,
14 December 1960

Resolution 448 (V) DEVELOPMENT OF SELF-GOVERNMENT IN NON SELF-GOVERNMENT TERRITORIES.

The General Assembly

Considering that resolution 222 (111) adopted by the General Assembly on 3 November 1948, while welcoming any development of self-government in
Non-Self-Governing Territories , considers that it is essential that the United Nations be informed of any change in the constitutional position and status of any such Territory as a result of which the responsible government concerned thinks it unnecessary to transmit information in respect of that Territory under Article 73e of the Charter,
Noting the communication dated 29 June 1950 from the Government of the Netherlands in which it is stated that the Netherlands will no longer present a report pursuant to

Article 73 e on Indonesia with the exception of West New Guinea,(West Papua)

Noting that the full independence of the Republic of Indonesia has been followed by the admission of that State to membership in the United Nations,
1. Takes note with satisfaction of the communication of the Government of the Netherlands with reference to the cessation of the transmission of information on Indonesia :
2. Request the Special Committee on information transmitted under Article such information as nay be transmitted in future to the Secretary-General in pursuance of General Assembly resolution 222 (111) and to report thereon to the General Assembly. 320th plenary meeting
12 December 1950

D.) CANBERRA AGREEMENT - 1947.
Agreement Establishing The South Pacific Commission
(Canberra , 06 February 1947) ENTRY INTO FORCE : 29 JULY 1948 Depository : Australian Government

THE GOVERNMENT'S of Australia, the French Republic , the Kingdom of the Netherlands , New Zealand , the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland , and the United States of America , ( hereinafter referred to as "the participating Governments"), DESIRING to encourage and strengthen international cooperation in promoting the economic and social welfare and advancement of the peoples of the non-self-governing territories in the South Pacific region administered by them,
HAVE , through their duly authorized representative met together in Canberra ,made an Agreement in the following terms :

Article I.
Establishment of the Commission.
1. There is hereby established the South Pacific Commission (hereinafter referred to as "the Commission")

Article II
Territorial Scope
2. The territorial scope of the Commission shall comprise all those non-self-governing territories in the Pacific Ocean which are administered by the participating Governments and which lie wholly or in part south of the Equator and east from and including Netherlands New Guinea. (West Papua)



from WordPress https://ift.tt/2y3WVXf
via IFTTT

Thursday, July 18, 2019

Sunday, July 14, 2019

ULMWP dan WPA, OPM dan TPNPB: Siapa Penghianat?

Sekilas Catatan

Tiga faksi besar yang bergerilya di rimbah hutan sudah bersatu (TPN, TRWP, dan TNP) dengan sebutan nama" West Papua Army".

ULMWP secara resmi diumumkan oleh Jubir Eksekutif ULMWP "Tn. Yakob Rumbiak", di Port-villa Vanuatu tepatnya di Kantor Pusat ULMWP.

Pesan Tuan Ketua Eksekutif ULMWP (Tn. Beni Wenda), menyampaikan: " persatuan military hari ini sangat penting utk lobi kita di kancah International, kalau ada yang bergerak di luar dari Komando West Papua Army maka ULMWP tidak akan bertanggung jawab.

Sekilas Historical

Hari bersejarah 1 Juli 1971 adalah:

  1. Nama kabinet yang diproklamasikan dengan sebutan nama "Pemerintahan Sementara Revolusi West Papua".
  2. Alat tawarnya adalah TPN, sebagai sayap militer.
  3. Sebutan nama TPN-OPM dan TPNPB adalah salah dan keliru besar dalam perjuangan generasi sekarang.
  4. OPM dibentuk pada tahun 1949, dan puncaknya tahun 1965 di Arfaik-Manokwari.
  5. OPM mempunyai sayap militer adalah Pasukan Kasuari dan Pasukan Mambruk.

Tesisnya adalah

Semua sejarahwan telah memberikan mandat kepada ULMWP untuk mengakhiri perjuangan bangsa Papua.

Kalau tidak mengikuti arahan ULMWP, maka sesungguhnya adalah pengkhianat dan musuh rakyat bangsa West Papua.

Waa,waa,waa!!!.

Catatan Admin WPArmy.info

Menurut catatan kami, penghianat bangsa Papua ialah orang asli Papua (OAP)

  1. Yang pernah berjuang untuk Papua Merdeka tetapi kemudian menyerahkan diri kepada NKRI (Negara Kolonial Republik Indonesia)
  2. Yang tidak pernah berjuang untuk Papua Merdeka tetapi mendukung NKRI di Tanah Papua, seperti kelompok Merah-Putih.

Apakah keduanya harus dimusuhi dan dibasmikan?

Jawabannya tidak, sama sekali tidak! Yang harus dimusuhi ialah NKRI dan penduduknya, NKRI dan antek-anteknya yang merugikan bangsa Papua, merampas hak kebangsaan Orang Asli Papua.



from WordPress https://ift.tt/2jRv2hp
via IFTTT

Saturday, July 13, 2019

Perusak Papua Merdeka versi Cijje Pace Tanah Arto

NKRI HARGA MATI NAMA-NAMA SEBAGI BERIKUT.

1.Victor Yeimo
2.Sebby sambom
3.Yefry pagawak
4.Leoni Tanggahma
5 Lewis Prai Wellip
6.Warius warpo wetipo
7.Ogram wanimbo
8.Cheva Anam,ALIAS AGUS MABEL

8 orang ini yang pembunuh rakyat bangsa west papua rakyat harus tau.

Kalian telah menghina, merendahkan, mengucilkan martabat Tuan. Benny Wenda lewat Media International, Nasional, lokal dan juga di facebook dll.

Pertanyaan hari ini.

  • Apakah Benny Wenda ada membalas serangan kalian?

Sy pikir tidak dan beliau orang lemah yang tidak mampu membalas kehebatan kalian untuk itu berhenti menyerang orang lemah seperti Benny Wenda.

Yang kalian harus lawan adalah Indonesia dan bukan Benny Wenda.
Nama nama yang sudah terjantumkan diatas hanya hitungan orang saja rakyat bangsa west papua jangan tangkapi mereka, mereka ini di fasilitasi oleh neles tebay maka mereka kerja sama dengan badan inteljen negara BIN. kolonial indonesia maka rakyat jangan tangkapi mereka.

BIN BAIS MURAHAN DI PAPUA.



from WordPress https://ift.tt/32qggzD
via IFTTT

Perusak Papua Merdeka Versi Joko Kosay

Bikin rusak perjuangan bangsa Papua barat adalah sebagai berikut;

  • Matias Wenda
  • Yalpi yikwa
  • Sem karoba
  • Jhona Wenda
  • Jhontan tabuni
  • Erik walela
  • Fani Kogoya
  • Steven walela
  • Roy karoba
  • Bazoka logo
  • Mbinibaga
  • Delius tabuni
  • Gerson tabuni
  • Alius Komba
  • Janus wanimbo
  • Jack malle
  • Simeon surabut
  • Lukas walilo
  • Kris dogopia
  • Buktar tabuni
  • Vino basial
  • Alen halitopo
  • Simion dabi
  • Ice morib
  • Rahel togodli
  • Regi Wenda
  • Yeli lod Wenda
  • Habel nawipa
  • Yalime tabuni
  • Emison Wenda
  • Mar tabuni
  • Roky medlama
  • Melawan wantik
  • Calvin Wenda
  • Apolos sroyer
  • Apison karoba
  • Elly togodli
  • Mipas Wandikbo dkk.

Group" inilah yang merusak perjuangan dan menyebar berita HOAX. Sampai merusak nama baik tuan Benny Wenda.

Menciptakan konflik internal militer di markas Victoria lalu buatlah TRWP/ WPRA sampai kini buat semua tandingan organisasi sipil maupun militer di Papua yaitu ppk-nrwp dan ka-ulmwp.

West Papua army (WPA) hanya rubah nama dari West Papua revolution army (WPRA)

Agen- agen ini hanya beberapa kota namun hanya berkoar di medsos saja tidak ada bersama rakyat lalu jual beli isu internasional kepada rakyat suluruh teritorial West Papua serta pejabat orang Papua seluruh kabupaten kota di provinsi Papua dan Papua barat.

Beberapa pejabat pemerintah provinsi Papua dan Papua barat terjebak dalam group ini serta terutama sentral coffee arabica di Wamena di kelola oleh adiknya Sem karoba yaitu Selion Karoba.

Team work intelijen tpnpb sdh black-list nama komplotan penipu ini untuk di eksekusi mati.

Kami punya data dan bukti.

Catatan:

  1. Ketua panitia KLB WPA dan biro pertahanan ULMWP segera hapus tanda tangan palsu atas nama beberapa pimpinan militer TPNPB itu segera.
  2. Pimpinan ulmwp Segera bertanggung jawab atas janjikan palsu terhadap rakyat Papua untuk Referendum tahun ini.
  3. Jikalau poin 1 dan 2 tidak lakukan maka militer TPNPB akan eksekusi anak buah di lapangan dan atau kita ciptakan kudeta militer TPNPB dan TRWP WPA.
    Titik.

Mohon teruskan ke kawan2, group, WhatsApp, mesengger, Twitter jangan sampai korban'penipuan , entah ko gunung k, pantai k, timur k, barat k, Utara k, selatan, mohon ikuti langkah langkah perjuangan bangsa Papua barat yang benar.

Terima kasih atas dukungan dan kerjasama Tuhan Allah, tulang belulang akan menyertai kita dalam perjuangan kita.

Oleh: David Rumkorem (Bahasa Indonesia Joko Kosay mengatasnamakan David Romkorem)



from WordPress https://ift.tt/2JHAlJh
via IFTTT

GOLIATH TABUNI: TPN-PB Resmi Bergabung Dalam West Papua Army

West Papua Minggu 7 Juli 2019-8:30 WPB Gen, Goliaht Tabuni, Klarifikasi Kelaim Oknum Yang Mengatasnamakan TPN-PB.

Goliaht Tabuni,-Dalam KTT-ULMWP 2017 di Vanuatu, perwakilan militer West Papua yang hadir di sana adalah Sebby Sambom (TPNPB), Jefri Pagawak (OPM), Yona Wenda (TPNPB), Yalpi Yikwa (TRWP). Mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan politik. Dalam penyampaian pandangan politik, masing-masing memperkenalkan profile militer sembari mendesak kepada ULMWP untuk diakui.

Usulan atau rekomendasi mereka kepada ULMWP adalah memfasilitasi pertemuan Militer West Papua menuju Persatuan militer.

Rekomendasi itu diputuskan oleh pimpinan ULMWP dan merekomendasikan kepada Biro Pertahanan untuk mengkordinasikan semua markas pertahanan Biro Pertahanan ULMWP pun telah melakukan tugasnya untuk mengkoordinasikan kepada seluruh markas militer.

Semua markas telah menyatakan kesediaannya untuk siap menghadiri pertemuan seluruh militer yang difasilitasi atau dimediasi oleh ULMWP melalui Biro Pertahanan.

Wujud dari pada komitmen seluruh pertahanan itu, masing-masing markas telah mengutus dua-dua orang untuk menghadiri Pra Kongres Luar Biasa (Pra KLB).

Utusan masing-masing pertahanan inilah yang membentuk Panitia bersama, baik dari TPNPB, TRWP dan TNPB.

Panitia Penyelenggara bukan Biro Pertahanan ULMWP melainkan representasi dari TPNPB, TRWP dan TNPB.

Seusainya panitia mengeluarkan undangan KLB dan masing-masing Pertahanan mengirim peserta KLB disertai sumbangan untuk pelaksanaan KLB yang dibebankan Panitia.

Sejak Pra KLB hingga KLB-nya Panitia maupun Kepala Biro Pertahanan aktif membangun komunikasi dengan tn. Seby Sambom dan Jefri Pagawak Undangan pun sudah dikirim dan telah diterima oleh mereka.

Pertanyaannya mengapa mereka TIDAK HADIR? padahal merekalah yang mendesak kepada ULMWP untuk memfasilitasi pertemuan Militer.

Sekitar 500 an delegasi dari masing-masing Pertahanan yang hadir telah menyepakati dan memutuskan untuk bersatu dibawa nama West Papua Army atau Tentara West Papua.
Struktur komando tidak dileburkan atau disatukan Masing-masing struktur komando tetap ada tapi hanya membangun garis koordinasi dibawa ULMWP.

Demikian proses yang terjadi Mereka bukan membentuk struktur militer baru ULMWP tidak membentuk tentara baru Demikian sedikit penjelasan Semua ini terjadi karena pentingnya persatuan ULMWP sendiri, representasi dari semua organisasi Perjuangan yg berafiliasi dalam agenda maupun struktur Perjuangan Maka tidak bisa mengakui salah satu militer Langkah yang bisa ditempuh ULMWP demi mewujudkan persatuan militer sebagaimana proses yang berlangsung kemarin.

Sebelumnya, Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom mengatakan dia maupun TPNPB tidak terlibat dalam Kongres Luar Biasa I yang diselenggarakan oleh West Papua Army (WPA) seperti yang dikemukakan oleh Juru Bicara United Liberation Movement for West Papua, Jacob Rumbiak.

TPN-PB dan KNPB akan tunduk dibawah kontstitusi 61/71,tidak akan pernah keluar rill perjuangan

Sesuai Kongres Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat  (TPNPB) di biak ditetapkan bahwa Jendral GOLIATH TABUNI sebagai Panglima tertinggi TPNPB.

Minggu 7 Juli 2019-8:30 WPB Gen, Goliaht Tabuni, Menanggapi Terkait Pernyataan Sebby Sambom yang mengkelaim atas, klarifikasi Sewenang-wenang oknum dan kawan-kawa lainnya tentang penolakan west papua Army, yang bergabung dalam satu komando Militer West Papua Army, tidak kordinasi melalui lisan, maupun tulisan maka" saya secara pribadi Goliaht Tabuni, minta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pejuang maupun, rakyat bangsa papua dimanapun berada tambahnya.

Senin 1 Juli 2019 - 13:52 WIB

Gerakan United Liberation for West Papua (ULMWP) atau Serikat Pembebasan Papua Barat yang selama ini dicap pemerintah Indonesia sebagai kelompok separatis telah membentuk tentara baru. Dengan pembentukan tentara baru ini, ULMWP menolak label separatis dan penjahat oleh pemerintah Indonesia.

Pemimpin ULMWP, Benny Wenda, mengatakan untuk pertama kalinya tiga faksi yang selama ini melawan militer Indonesia telah bersatu membentuk pasukan baru di bawah satu komando.

Tentara baru itu diberi nama "West Papua Army (Tentara Papua Barat)". Tentara baru itu dibentuk di bawah "Deklarasi Perbatasan Vanimo".

Benny Wenda mengatakan pihaknya siap mengambil alih Papua dan menyerukan dukungan internasional dan domestik.

"Kami menyambut bantuan apa pun dalam membantu kami mencapai pembebasan kami. Indonesia tidak bisa lagi menstigmatisasi kami sebagai separatis atau penjahat, kami adalah negara kesatuan militer dan politik yang sah dalam penantian," katanya dalam sebuah pernyataan, yang dikutip RNZ, Senin (1/7/2019).

Tiga faksi yang bersatu menjadi "Tentara Papua Barat" ini adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)—yang terlibat konflik berdarah dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Nduga—, Tentara Nasional Papua Barat dan Tentara Revolusi Papua Barat.

Sebelumnya, TPNPB blakblakan merekrut anak-anak remaja sebagai tentara untuk melawan militer Indonesia. Kelompok itu menyadari bahwa melibatkan anak-anak dalam konlik bersenjata adalah pelanggaran konvensi internasional, namun mereka mengklaim hal itu diperlukan dengan melihat perkembangan yang terjadi di Papua Barat.

Perekrutan anak-anak itu bahkan dipublikasikan sebagai bahan propaganda. TPNPB merilis foto yang menunjukkan anak-anak remaja mengenakan seragam ala militer dan menenteng senapan.

"Anak-anak ini secara otomatis menjadi pejuang dan penentang militer kolonial Indonesia," kata Sebby Sambom, juru bicara TNPB.

Dia mengatakan sekitar selusin tentara anak berusia antara 15 dan 18 tahun saat ini berjuang untuk kelompoknya di berbagai daerah di Papua.

Sekian dan terima kasih atas perhatian, kiranya Allah Bangsa West Papua Memberkati kita semua AMIN.

SALAM PEMBEBASAN BANGSA PAPUA BARAT

TTD: WEST PAPUA ARMY, Gen, (Goliaht Tabuni)

Sumber: https://www.cenderawasih-pos.com/



from WordPress https://ift.tt/2XPT2jf
via IFTTT

‘State-in-waiting’: Papua’s rebels unite against Indonesia rule

Independence groups say they are ready to 'take over our country' amid rumbling conflict in far east of the archipelago.

by Febriana Firdaus & Kate Mayberry

Jakarta, Indonesia - The three main armed separatist groups in West Papua have joined forces to step up their push for independence as clashes between the rebels and the Indonesian military has forced thousands of civilians from their homes.

The groups announced this week that they will fight together under the title West Papua Army to be coordinated by the United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) - an umbrella group for separatists.

The armed groups - the West Papua Revolutionary Army (TRWP, short for the Tentara Revolusi West Papua), West Papuan National Army (TNPB, short for the Tentara Nasional Papua Barat) and the West Papua National Liberation Army (TPN.PB, short for the Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) signed the 'Vanimo Border Declaration' on May 1.

Benny Wenda, who lives in exile in the United Kingdom after fleeing Indonesia and is the chairman of the ULMWP, said the alliance was capable of leading an independent country.

"The ULMWP is ready to form an independent West Papua," Wenda said in a statement this week. "Politically and militarily we are united now. The international community can now see without a doubt that we are ready to take over our country.

"Indonesia cannot stigmatise us as separatists or criminals any more, we are a legitimate unified military and political state-in-waiting."

Amnesty: Indonesian forces behind unlawful killings in Papua (2:35)

West Papua was a colony of the Dutch until the early 1960s when Indonesia took control, cementing its rule with a controversial referendum that followed.

A low-level armed rebellion by indigenous Papuans, who now make up about half the population after years of migration by people from other parts of Indonesia, has been rumbling ever since.

"The military should take this seriously because they tend to underestimate the [rebels]," said Vidhyandika Djati Perkasa, the head of the department of politics and social change at the think-tank Centre for Strategic and International Studies in Jakarta.

"For sure, we know there is fragmentation, but Benny Wenda has strong support." 

Allegations of abuse

The government in Jakarta maintains that West Papua, which occupies the western half of the island of Papua New Guinea, is Indonesian because it was part of the Dutch East Indies which forms the basis of the country's modern-day borders.

Papua is also rich in natural resources and the site of the world's largest gold mine and its second-largest copper mine, but its people remain among the country's poorest.

Violence flared again in December after rebels attacked a road construction project in the central highlands killing at least 17 people, triggering a military crackdown.

Some 35,000 civilians have been forced from their homes as the security forces attempt to flush out the rebels from the forested mountains.

Brigadier General Sisriadi, the spokesman for Indonesia's military, told Al Jazeera he could not comment on the formation of the armed alliance.

He stressed that the military would continue to work with the police to track down suspected separatists, accusing them of destroying property and attacking civilians.

Sisriadi pointed to a local media report from January that said four separatist groups were surrendering to the army.

"They are Indonesian," he said. "And we don't think of them as outsiders."

CSIS's Vidhyandika Djati Perkasa said the think-tank's recent research indicated that there was widespread support for independence among young Papuans and that the government needed to reconsider its strategy in the territory by focussing more on diplomatic than military approaches.

"The paradigm must change," he said.

Human rights groups have long accused the Indonesian security forces of abuses in Papua.

In a report last July, Amnesty International described the territory as a "black hole" for human rights and said its research had found at least 95 unlawful killings between 2010 and 2018.

Human Rights Watch has documented what it says is the misuse of treason laws against pro-independence supporters in the restive territory.

Papuans risk detention for expressing their views including holding peaceful demonstrations or attending meetings related to West Papua's political status. Those who fly the Morning Star flag - the symbol of West Papuan independence - could face a prison term of as many as 15 years.

In May, 39-year-old Polish traveller Jakob Skrzypski, was jailed for five years after being found guilty of treason for meeting pro-independence activists when visiting Papua.

SOURCE: AL JAZEERA NEWS



from WordPress https://ift.tt/32mmhNP
via IFTTT

Wednesday, July 10, 2019

Jackson Uble King Morning Devotional For All Loyal Freedom Fighters of West Papua Nation

July 6th, 2019, Source Facebook.com

All respected Free Papua Fighters around the world, and National greetings namely One People One Soul.

Hi loyalist freedom fighters, we need to know that we work half-dead with Faithful in the struggle of the Papuan nation for independence and sovereignty, and the TPNPB-OPM in war field the battle for life and opponents of the Indonesian Colonial military is at this moment.

But their ambitious and name-seeking groups are too arrogant, so we reject the results of the TRWP-ULMWP Extraordinary Congress (KLB).

Remember that the West Papua Army was formed by the West Papua Revolutionary Army (TRWP) under the control of Matias Wenda and Sem Karoba, who were ambitious and selfish.

And the English language is West Papua Revolution Army (WPRA), so west Papua Army is TRWP, just change the word Revolution and everyone is trapped by this TRWP setting up done.

Why? Because TRWP is not recognized and has no mass base in West Papua so they try the name to be recognized.

And all fighters do not realize that they have been trapped into the TRWP settings up, because TRWP is too much of a People's deception with high promises and the truth is empty promises.

More people who have become victims due to fraud by the TRWP are the Walak tribe, part of the Yali tribe, and part of the Lani Tribe, and part of the Gem Tribe.

Property such as pigs runs out in the area, and the canines of Pigs are neatly arranged in the male houses in the area We mentioned above.

To this day, there are waiting figs for the realization of TRWP's promise. Mr. Serogo Tabuni, who lives in Britain, is more aware of this.

Mr. Agustinus Aud and fellow Freedom fighters from the area I mentioned above know more about this, We are also witnesses who have witnessed this fraud.
And this fraud has been going on for decades, not weeks or months. And this is the work of the devil impersonating Free Papua.

And this selfishness and ambition has been proven by forming a new military by TRWP with the name West Papua Army, very clear and bright from the eyes of freedom fighters.

Therefore, starting from this event, all of us West Papuans Freddom fighters must be aware and slaughter to see then take a firm stance in order to save the Papuan Nation's Agenda for Full Freedom.

We are faithful walkers, and this is evident from our loyalty in this struggle.

And there is no words of compromise with groups that deliberately want to destroy the agenda of our nation of West Papua for full independence.
Thus, I hope this short article will open our horizons and we are ready to continue to work towards the aspirations of our Nation, namely the Papuan Nation in the Western Part of Papua.

By Sebby Sambom
Indonesian Malay as follow…..!!!
Renungan Pagi Untuk Semua Pejuang Loyal Bangsa Papua Barat
Tanggal 6 Juli 2019

Semua Pejuang Papua Merdeka yang terhormat di seluruh dunia, dan salam Nasional yaitu One People One Soul.

Wahai para Pejuang loyalis, perlu ketahui bahwa kami kerja setengah mati dengan Setia dalam perjuangan bangsa Papua untuk merdeka dan berdaulat, dan TPNPB-OPM di Medan Perang pertaruhan Nyawa dan lawan Militer Kolonial Indonesia sempai detik ini.

Tapi kelompok cari nama dan ambisius mereka terlalu sombong, oleh karena itu kami menolak hasil KLB TRWP/ULMWP.

Ingat bahwa West Papua Army itu bentukan Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dibawah Kendali Matias Wenda dan Sem Karoba, yang ambisius dan Egois.

Dan Bahasa Inggrisnya West Papua Revolution Army (WPRA), jadi west Papua Army itu TRWP itu sudah, hanya ganti kata Rvolution saja dan semua orang terjebak dengan setingan TRWP ini.

Mengapa? Karena TRWP tidak diakui dan tidak punya massa basis di West Papua sehingga mereka roba nama supaya dapat diakui.

Dan semua pejuang tidak sadar kalau mereka sudah terjebak kedalam setingan TRWP, karena TRWP terlalu banyak tipu Rakyat dengan janji-Hanji yang muluk dan yang sebenarnya adalah janji hampa.

Lebih banyak yang telah menjadi korban akibat tindak penipuan oleh TRWP adalah Suku Walak, Suku Yali sebagian, dan Suku Lani sebagian, dan Suku Gem sebagian.

Harta benda seperti babi habis di wilayah itu, dan taring Babi tersusun rapi di honai-honai laki-laki di wilayah yang Kami sebutkan di Atas ini.

Sampai hari ini taring babi-bai ini ada tunggu realisasi janji TRWP. Tuan SerogoTabuni yang tinggal di Britain itu lebih ketahui juga hal ini.

Tuan Agustinus Aud dan kawan-kawan pejuang dari wilayah yang saya sebutkan di atas lebih ketahuinya akan hal ini, Kami juga saksi yang pernah menyaksikan penipuan ini.

Dan penipuan ini telah berjalan puluhan tahun, bukan minggu atau bulan. Dan ini adalah pekerjaan iblis berkedok Papua Merdeka.

Dan keegoisan serta ambisiusme ini telah terbukti dengan membentuk militer baru oleh TRWP dengan nama West Papua Army, sangat jelas dan terang dari kaca mata pejuang.

Oleh karena itu, mulai dari peristiwa ini Kita semua pejuang harus sadar dan jelih melihat kemudian mengambil sikap yang tegas demi selamatkan Agenda Bangsa Papua Untuk Merdeka Penuh.

Kita adalah pejung yang setia, dan hal ini terbukti dari kesetiaan Kami dalam perjuangan ini.

Dan tidak ada kata kompromi dengan kelompok-kelompok yang sengaja mau hancurkan agenda bangsa Kita West Papua untuk merdeka Penuh.

Demikian, semoga tulisan singkat ini membuka wawasan Kita dan Kita siap untuk berjuang terus sempai menuju cita-cita Bangsa Kita yaitu Bangsa Papua di bagian Barat Pulau Papua.
By Sebby Sambom



from WordPress https://ift.tt/2JsT9xb
via IFTTT

Lewis Pray vs Erik Walela Re: TPNPB-OPM vs ULMWP

Lewis PraiErik Walela Argumentasi lainya adalah :

Pertanyaan pertanyaan mendasar yang penting untuk direnungkan oleh kita sekalian bahwa; siapa yang suruh Anda membuat militer militer baru TRWP dan TNPB?, Atas dasar konstitusi apa TRWP dan TNPB dibentuk?, dimana lapangan perang TRWP DAN TNPB?, mengapa sekarang TRWP dan TNPB mau bersatu lalu giring TPN menjadi West Papua Army?,
Ini permainan kolonialisme, untuk hancurkan kekuatan kebenaran sejarah perjuangan bangsa Papua didalam TPN?
Hal ini bagaikan ikan kecil dipakai umpan untuk memancing ikan besar demi kepentingan sang pelahap?

TRWP dan TNPB dibentuk untuk menghancurkan TPN atas nama persatuan dan mencoba membentuk West Papua Army yang Ilegal dan unconstitutional.

================



from WordPress https://ift.tt/2XGUsw1
via IFTTT

Tuesday, July 9, 2019

Pdt. Dr. Socratez S.Yoman: “Tuhan Kutuk Orang-orang yang Melawan ULMWP

Kepada rakyat dan bangsa West Papua, kita berdoa supaya TUHAN turunkan kutuk, murka, malapetaka, tulah-tulah hukuman kepada orang-orang yang sedang melawan dan berusaha menghancurkan ULMWP ". 

JAYAPURA | Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Badan Pelayan Pusat, Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP), Pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman melalui status di Facebook, pada hari Jumaat (14/9/2018). Socratez mengatakan, mereka yang melawan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) adalah musuh terjahat yang sedang berkeliaran. Menurutnya, mereka itu sedang bekerja sama dengan Iblis dan kolonial Indonesia, kemudian sedang bersenang-senang diatas penderitaan yang sedang dialami oleh rakyat Papua. 

"Orang-orang yang sedang melawan ULMWP ialah musuh terjahat dan mereka kerja sama dengan Iblis. Mereka sedang menari-menari dan berdansa atas penderitaan, tetesan air mata, cucuran darah dan tulang-belulang umat TUHAN yang dibantai bangsa kolonial Indonesia,"

ulis Dr. Yoman.

Gembala yang kini sedang memimpin di PGBP itu menyatakan, mereka yang melawan ULMWP itu sedang menyuburkan dan memperpanjang penderitaan umat Tuhan di Papua.

(Baca: Agustinus Aud : KNPB akan Bubarkan ULMWP)

Dr. Yoman meyakini bahwa, orang-orang yang melawan ULMWP itu, mereka telah menjadi perpanjangan tangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk menjalankan aktivitas kolonial Indonesia di Papua, sehingga dirinya mengajak kepada rakyat Papua untuk berdoa, agar Tuhan mengutuk mereka. 

"Orang-orang yang lawan ULMWP adalah sepertinya orang-orang yang sudah menjadi kaki tangan NKRI/bangsa kolonial. Sekali lagi, kami berdoa supaya orang-orang ini dikutuk dan dimurkai TUHAN,"

tegas Gembala dalam tulisan singkatnya.

Gembala Dr. Socratez S.Yoman mengajak kepada semua umat Tuhan, agar tetap mendukung ULMWP untuk kemerdekaan Papua

"Mari, kita dukung 100% lahir dan batin ULMWP. ULMWP milik rakyat dan bangsa West Papua." kata Yoman.

(Baca: Warpo Wetipo, KNPB Bersama Rakyat Tolak Aksi ULMWP di Jayapura Source: https://www.cenderawasih-pos.com/



from WordPress https://ift.tt/2Jo7ef0
via IFTTT

Friday, July 5, 2019

Sebby Sambon: Jenderal Goliat Tabuni Akan Menginstruksikan TPN-OPM Untuk Menembak Kelompok ULMWP

Vanimo- Gerakan United Liberation for West Papua (ULMWP) mengklaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) adalah salah satu dari tiga faksi yang bergabung menjadi Tentara West Papua. Namun, klaim itu dibantah TPNPB dan menganggap ULMWP yang dipimpin Benny Wenda sebagai penipu.

Juru bicara OPM Jeffery Bomanak menolak klaim ULMWP dan mendesak untuk mencabut pernyataannya yang dianggap salah dan curang, TPNPB adalah sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"(ULMWP) sekarang melakukan penipuan dengan berpura-pura bersatu dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua untuk mendapatkan pujian dan popularitas,"ungkap Jefry Bomanak saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Berbeda dengan Sebby Sambom, dirinya mengatakan dia maupun TPNPB tidak terlibat dalam Kongres Luar Biasa I yang diselenggarakan oleh West Papua Army (WPA) seperti yang dikemukakan oleh Juru Bicara United Liberation Movement for West Papua, Jacob Rumbiak.

Ini adalah konspirasi terselubung yang di mainkan oleh para eksekutif ULMWP benny wenda, dan mereka yang mengkalim dirinya sebagai TRWP/WPA.

Perjuangan ini bukan milik ULMWP yang dari suku walak-piramid. Berhenti deklarasi Organisasi diatas organisasi untuk mencari popularitas dan kapasitas, terangnya.

Saat ditanya apa tanggapan Goliat Tabuni selaku Jenderal Besar yang memimpin perjuangan Papua Merdeka melalui sayap militer yang sudah mengorbankan nyawa danhidup di hutan, Sebby mengatakan Jenderal Goliat Tabuni sudah mempersiapkan beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan, salah satunya sambung Sebby yaitu mengancam ULMWP untuk mencabut pernyataannya, bila tidak Goliat Tabuni akan menginstruksikan kepada seluruh anggota TPNPB untuk mencari anggota ULMWP dan menembaknya.

Lebih lanjut kata Sebby Sambom, TPNPB maupun OPM tidak ada kaitannya sama sekali dengan WPA sehingga dengan tegas Tentara Pembebabasan Nasional TPN-OPM bukan bagian dari ULMWP.

“ULMWP harus berhenti menggunakan nama OPM untuk mendapatkan legitimasi politik di tingkat internasional kalau tidak maka akan berhadapan langsung dengan TPNPB”, tegas Sebby Sambom.

Source: Facebook.com



from WordPress https://ift.tt/30jj53Y
via IFTTT

Thursday, July 4, 2019

West Papua lida Benny Wenda itoktok long nupla West Papua Army

West Papua independens lida na hetman bilong United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda itokim Radio Australia tede olsem toktok bilong ol independens movemen grups bilong West Papua ikamapim wanpla united West Papua Army.

Em itok dispela em ino bilong yusim violens long pait egensim Indonesia army.

Mr Wenda itok ULMWP istrong yet long yusim diplomatik wei bilong helpim West Papua long kisim independens wantaim sapot bilong ol lidas long Pasifik na world tu.

Em itok ULMWP em imakim ol pipol bilong West Papua na ol narapla lain husat iegensim displa oganaisesen ino bihain tingting bilong olgeta lidas na pipool.

Long displa wik mausman bilong ULMWP, Jacob Rumbiak, itokaut long wanpla media statement olsem olgeta military grup bilong West Papua iwanbel na kam ananit long wanpla komand em ol kolim West Papua Army.

Mr Wenda itok em isapotim displa, tasol em itokaut klia olsem West Papua Army em ino mean olsem ol bai yusim military rot bilong kisim independens.

Tasol Siaman bilong Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jeffrey Bomanak itok Mr Wenda na ULMWP ino trutru oganaisesen we ol pipol bilong West Papua ilukave long en.

Em itok ananit long Mama Loa bilong Free Papua muvmen, OPM tasol igat luksave na ino ol narapla grup.

OPM international diplomat, Lewis Prai husat istap long Australia itok tu olsem displa West Papua Army em Mr Wenda na Mr Rumbiak ikamapim long pulim tingting bilong ol lain, na tupla ino bihainim 1 July 1971 Mama Loa na Proclamation bilong Free Papua Movement.

Mr Prai itok em isapotim toktok bilong Mr Bomanak na em ilaikim bai olgeta lidas iken bung wantaim na toktok long stretim displa kain tokpait inoken kamap.

Mr Bomanak itok tu olsem ol OPM paitman isave mekim planti samting egensim ol army bilong Indonesia nau long graun na inogat wanpla samting em ULMWP isave mekim long helpim ol.

Maus man bilong Indonesia military long West Papua, Colonel Muhammad Aidi itok displa toktok bilong ULMWP ikamapim West Papua Army bai nogat strong egensim army bilong Indonesia na em irausim toktok blong Mr Wenda.

Em itok ol OPM isave yusim ol guerrilla stail blong pait na ol inogat ol weapons na pait samting olsem Indonesia igat longen.

Mr Bomanak ibekim olsem sapos Indonesia igat strong, ol ino bin pinisim ol OPM yet. Em itok ol OPM iwok long pait strong yet na bai ol ino inap long lusim inap West Papua ikisim independens long Indonesia.

Source: https://www.abc.net.au/



from WordPress https://ift.tt/2Jb2Dgi
via IFTTT

Adu argumen Polisi Nasional Papua dan Polisi Indonesia pada HUT ke-VI N...





Very interesting argument between West Papua National Police and Indonesian National Police where both are claiming over West Papua Territory.



Indonesian police is warning Papuans not to pray to God in commemorating anything.

Monday, July 1, 2019

West Papuan forces unite in historic moment on path to independence

WEST PAPUAN military factions have united under the political leadership of the United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), in a historic declaration announced today.

The Vanimo Border Declaration, which sees three groups come together as the West Papuan Army, was hailed as a major step toward West Papua’s bid to become an independent nation state.

The ULMWP, formed in 2014, is leading the struggle for the independence of West Papua. It comprises the two westernmost peninsulas of the island of New Guinea, which were annexed by Indonesia in 1969.

This followed a “fake referendum” where a handpicked group of 1,022 Papuans were coerced into ratifying the Indonesian occupation through the so-called Act of Free Choice.
Earlier this year the Indonesian army was accused of human rights violations against the people of West Papua. These include the use of chemical weapons as part of a major offensive to crush the independence movement.

Over 500,000 people are believed to have been killed since Indonesian forces moved in to West Papua in 1969.

ULMWP spokesman Benny Wenda welcomed the signing of the declaration and said it showed the rest of the world that the people are “ready to form an independent West Papua.”

“The international community can now see without a doubt that we are ready to take over our country. We welcome any assistance in helping us achieve our liberation. Indonesia cannot stigmatise us as separatists or criminals any more. We are a legitimate unified military and political state-in-waiting.

“I’m calling for my people abroad, in Indonesia, and particularly inside West Papua, to support this declaration and unite,” he said.